Categories
Uncategorized

Fasilitas SM Tower Hotel Pertama Dekat Malioboro

Fasilitas SM Tower Hotel Pertama Dekat Malioboro

SM Tower sendiri memiliki 8 lantai bertempat di kawasan strategis KH Ahmad Dahlan Nomor 107 Kota Yogyakarta dengan layanan lengkap. Hotel ini memiliki 60 kamar dengan tiga tipe, yaitu business room, deluxe room dan suite room.

SM Tower bisa melayani sebanyak 280 orang yang setiap kamarnya disebut setara dengan hotel bintang 4. Setiap kamar dihiasi dengan pernak-pernik unik terbitan Suara Muhammadiyah tempo lalu.

Selain itu, terhadap setiap kamar disediakan majalah dan buku yang bisa dibaca oleh pengunjung. Untuk majalah bisa dibawa pulang, tapi buku hanya bisa dibaca selagi menginap saja.

SM Tower memiliki ruangan ballroom bernama SMTORIUM yang menampung audiens sebanyak 300 orang yang ditambah dengan fasilitas videotron LED display/LCD projector, standart sound system, dan internet access. Ada pula tiga meeting room yang diberinama para tokoh-tokoh Muhammadiyah dan Majalah Suara Muhammadiyah, pada lain Darwis, H Fachrodin, dan Buya A Syafii Maarif. Ketiga meeting room ini berkapasitas merasa 20 sampai 100 orang dilansir dari bina marga dki

Selain itu, SM Tower memiliki area Kemadjoean Resto, yakni area spesifik bagi pengunjung untuk menyantap hidangan khas dari para koki profesional. Di lantai 8 terdapat rofftop serta SoewaraMoe Café & Longue di mana pengunjung akan disuguhkan dengan panorama kota Yogyakarta.

Fasilitas lain yang diimilki SM Tower adalah SM Garden (taman terbuka) di lantai 4 serta area parkir dan basement yang bisa menampung kira-kira 50 mobil.

Bidik Pasar Wisata, Muhammadiyah Bangun Hotel Pertama Dekat Malioboro

PP Muhammadiyah melalui anak bisnis penerbitan majalahnya Suara Muhamamadiyah, merasa menekuni bisnis di sektor perhotelan dan pariwisata dengan mengoperasikan SM Tower and Convention di Jalan KH Ahmad Dahlan Kota Yogyakarta, Sabtu, 24 Juni 2023.

“SM Tower and Convention ini jadi kado menjelang Milad Muhammadiyah ke-114,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir selagi meresmikan hotel yang hanya berjarak dua kilometer di barat Jalan Malioboro itu.

SM Tower and Convention itu, kata Haedar, jadi kenang-kenangan peringatan hari lahir fasilitas Suara Muhammadiyah ke-108 sejak dirintis Kyai Haji Ahmad Dahlan terhadap 1915.

Haedar membuktikan hotel pertama yang dimiliki oleh perusahaan layanan Muhammadiyah ini dibangun secara mandiri, swakelola dan tidak pinjaman sepeser pun berasal dari bank. Keberadaan hotel ini terhitung merupakan proyek sambungan pasca terhadap 2018, Suara Muhammadiyah terhitung membangun kantor Grha Suara Muhammadiyah di komplek yang sama.

“Muhammadiyah harus selalu membangun, tapi dengan dengan proses yang baik, jangan mengandalkan pinjaman besar-besaran, jangan mengedepankan investasi besar-besaran, tapi kekuatan di di di dalam tidak kuat,” kata Haedar.

Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media selaku pengelola Suara Muhammmadiyah dan hotel itu, Deni Asy’ari Datok Marajo membuktikan bisnis untuk membangun hotel pertama Muhammadiyah itu melalui jalan tidak mudah. “Spirit pembangunan hotel ini stimulan ideologis, bukan stimulan pragmatisme bisnis sebagai teladan dakwah terhadap umat,” kata dia.

Maka, menurut Deni, seluruh urusan perizinan sampai pembangunannya dikerjakan sendiri. Tidak melalui jalan pintas atau makelar, dan terhadap selanjutnya harus proses lumayan lama.

SM Tower Muhamamadiyah itu sendiri inginkan membawa diferensiasi berasal dari hotel-hotel yang udah ada dengan brand Living Moeslem Hotel. Maksud dari Living Moeslem bukan hanya orang Islam yang bisa menginap di SM Tower, melainkan lebih kepada core values (nilai-nilai) kehidupan muslim yang dikerjakan di SM Tower.

“Prinsipnya Living Moeslem bukan eksklusif untuk orang Islam, tapi SM Tower memberikan core values (nilai),” kata Deni. “Ketika orang menginap di sini bukan sekadar tidur, tapi mendapat inspirasi, mendapat nilai-nilai baru, dan stimulan baru.”

SM Tower terhitung merupakan manifestasi berasal dari kemandirian. Saat ini, banyak bisnis dikerjakan tapi manajemennya dikelola oleh orang lain.

Berbeda dengan dengan SM Tower, keseluruhannya dikelola independen oleh Suara Muhammadiyah. “Percuma rasanya jikalau kami bangun bisnis ini, bisa tapi dikelola oleh orang lain, sama saja kami memberi tambahan layanan ke orang lain,” kata Deni.